FILSAFAT : Wawancara Imajiner tentang “PLTN yang Tidak 100% Sempurna”

KALAU saya yang alumni 6 (enam) perguruan tinggi  , ada yang menganggap pendapat saya salah, saya bisa memaklumni. Sebab, mereka yang menyalahkan pendapat saya, saya pastikan tidak memahami substansi pendapat saya. Orang yang ilmu pengetahuannya sedikit, cara berpikirnya juga terbatas. Saya memaklumi itu. Masalahnya adalah, banyak orang tidak merasakan  kekurangannya dan mengakui kekurangannya itu. Saya tidak bermaksud merendahkan orang yang ilmu pengetahuannya sedikit. Juga, bukannya saya sombong, tetapi apa yang saya katakan adalah fakta.

HI (Hariyanto Imadha):

Artikel saya berjudul “Menganggap PLTN Sempurna adalah Merupakan Cara Berpikir Syirik”. Substansinya adalah bahwa hanya ciptaan Tuhan yang sempurna dan tidak ada ciptaan manusia yang 100% sempurna”. Tentu, mereka yang menganggap PLTN merupakan ciptaan yang 100% sempurna, merupakan cara berlogika yang syirik.

Tanya/Komentar:

Tuhan  yg menciptakan manusia dan Ilmu yg melekat pdnya. ada manusia yg terlahir sebagai guru, terlahir sebagai petani, terlahir sebagai dokter dan sebagainya, dan ada yg terlahir sebagai ahli NUklir.. mereka di tunjuk dan di perintahkan melakukan apa yg mereka miliki(ilmu) untuk kebaikan. dan kita tidak berhak sepenuhnya menyatakan baik dan buruk dri apa yg mereka lakukan

HI :

Konyol sekali logikanya kalau kita tidak boleh menilai  baik atau buruknya hasil ciptaan manusia, walaupun dia ahli nuklir sekalipun. Nuklir di Jepang yang ciptaan para pakar nuklirpun hancur lebur terkena tsunami. Kalau memang ciptaan para ahli nuklir itu sempurna, kenapa membangun PLTN di Jepang tanpa mempertahankan daya tahannya terhadap gempa dan tsunami? Itu merupakan bukti ciptaan manusia tidak 100% sempurna.

Tanya/Komentar:

Seperti Nabi yg menyerahkan urusan pajak dri sebidang kebun kurma kepda ahli kurma. dengan tetap mengingatkan untuk terus berada di jalan yg benar menurut tuntunan agama. Jadi, jangan menyalahkan pendapat para pakar nuklir.

HI:

Betul. Tetapi pakar nuklir belum tentu pakar ilmu logika. Oleh karena itu pakar nuklir yang tidak didukung kemampuannya berlogika, tentu cara berlogikanya tidak 100% sempurna. Soal nabi, jangan disamakan dengan manusia biasa. Nabi adalah manusia yang dipercaya Tuhan untuk menyebarluaskan kebenaran agama. Kebenaran agama dan kebenaran ilmiah tidak bisa disamakan 100%.

Tanya/Komentar:
Menurut saya uraian tentang “PLTN Merupakan Filsafat Energi yang Sesat” hanyalah uraian yang bahannya disadur dari sumber-sumber yang lebih banyak justru menyesatkan. Saya menyarankan agar penulis (jika ini tulisan dari ilmu filsafat) seharusnya mampu menelusur informasi yang benar dan akurat.

HI:

Pendapat Anda adalah pendapat yang apriori. Pendapat Anda mencerminkan ketidakfahaman Anda tentang ilmu filsafat. Pendapat Anda merupakan sikap snob (sok tahu, sok mengerti dan sok pintar). Kalau saya berfilsafat tentu saya punya basis-basis filsafat yang memadai. Tidak ngawur seperti yang Anda tuduhkan. Pendapat Anda jelas bukan pendapat pakar ilmu filsafat.

Tanya/Komentar:

Sebelum saya dimaki bahwa saya tak mengerti apa-apa tentang filsafat. Ada baiknya saran pak Dodi diatas kita terima misalnya dengan belajar atau mencari informasi tentang ilmu energi atau ilmu nuklir. Marilah kita belajar ilmu-ilmu tersebut ditempat yang benar (bukan yang kita anggap benar).

HI:

Saya adalah mantan Staf Ahli PLN Pusat. Soal segi positif-negatif saya sudah mengetahuinya puluhan tahun yang lalu. Kelihatan sekali pendapat Anda bersifat menggurui, padahal Anda belum mengenal saya. Itu namanya logika apriori.

Tanya/Komentar:
saya sepakat hanya Tuhan yg mampu menciptakan sesuatu yang sempurna, manusia tdk ada yg mampu. tapi apakah teknologi lain (angin, panas bumi, matahari, air terjun, arus deras sungai bahkan arus laut) itu bisa sempurna ???? jawabannya tentu tidak bukan…. kesimpulannya, apapun teknologinya pasti memiliki dua sisi (baik dan buruk, aman/tidak aman) itu sudah Sunatullah. bahkan pisau dapurpun untuk ibu2 sangat berguna dan apabila digunakan untuk tindakan kriminal juga banyak kasusnya. Mobil dan Motor yang makin hari makin memenyesakkan jalan hampir setiap hari memakan korban jiwa, tetapi para penggunanya tidak pernah kapok untuk terus menggunakannya. Salam

HI:

Justru itulah substansi artikel saya, bahwa tidak ada ciptaan manusia yang 100% sempurna. Jadi, untuk apa mempersoalkan artikel saya kalau Andapun tahu kalau ciptaan manusia, terutama tentang PLTN,ada sisi positif dan negatifnya?

Tanya/Komentar:
Maaf mas, saya mau mengomentari artikel anda ini.

Menurut saya pendapat anda sangat subjektif. Saya rasa anda kurang memahami teknologi ini. Itu hak anda untuk menolak energi ini, tapi apa

HI:
Kalau Anda menganggap saya tidak setuju PLTYN, tentu Anda tergolong pembaca yang tidak teliti. Di dalam artikel saya tidak ada pernyataan saya setuyju atau tidak setuju. Justru, pendapat Andalah yang sangat subjektif, sebab Anda tidak memahami maksud dan substansi artiukel saya. Anda boleh saja kurang memahami teknologi nuklir, sebab saya juga bisa mengatakan Anda tidak memahami ilmu filsafat dan ilmu logika. Saya menolak? Hanya orang tolol yang mengatakan saya menolak atau menyetujui PLTN.

Kesimpulan:

1.Artikel saya berjudul:” FILSAFAT: Menganggap PLTN Sempurna Merupakan Cara Berpikir Syirik”

Judul tersebut tidak mengandung kesalahan berlogika, sebab faktanya demikian.

2.Di dalam artikel tersebut tidak ada kata-kata saya “setuju” atau “tidak setuju” PLTN. Kalau ada yang mengambi kesimpulan saya “tidak setuju”,maka kesimpulan itu merupakan kesimpulan yang menyesatkan karena tidak berdasarkan fakta tertulis.
3.Maksud dari artikel tersebut adalah:” Walaupun PLTN diciptakan para pakar ilmu nuklir, tetapi kita sebagai umat yang beragama dan ber-Tuhan harus mengakui bahwa hanya ciptaan Tuhanyang sempurna”.

4.Artinya, tidak ada ciptaan manusia yang 100% sempurna.

5.Adalah merupakan cara berlogika yang salah,sombong dan  syirik kalau ada yang mengatakan bahwa PLTN itu ciptaan manusia yang 100% sempurna.

6.Pahamilah ilmu filsafat dan ilmu logika supaya Anda bisa memahami artikel-artikel filsafat dan artikel-artikel ilmu logika.

7.Artikel saya bicara tentang PLTN dari sudut ilmu filsafat dan ilmu logika bukan dari sudut ilmu nuklir.

8.Soal PLTN ada sisi positif atau sisi negatifnya, sudah sejak lebih 30 tahun yang lalu saya tahu.

Hariyanto Imadha
1.Mantan Staf Ahli
PLN Pusat
2.Pengamat Perilaku Pemikiran
Sejak 1973

Komentar ditutup.