KUMPULAN ARTIKEL

Tinta Pemilu Kok Mudah Dihapus ?

Gejala Diabetes dan Cara Pencegahannya

Pertanian Hidroponik

Austisme

Apa yang Dimaksud dengan DNA?

Golongan Darah Bisa Berubah

Jarimatika:Matematika Sistem Jari

MIPA:

Teori Kimia Hemat Bensin

Dengan menerapkan prinsip dasar elektrolisis atau memisahkan atom air sehingga menghasilkan gas HHO mampu memanfaatkan proses pembakaran bensin sehingga dapat menghemat bahan bakar.Hal ini ditemukan Urip Sudirman ,seorang praktisi dari Bandung dalam seminar yang dikemas dalam satu rangkaian kegiatan lomba dan pameran teknologi tepat guna di Kampus ITATS Senin (22/12) “Setelah melalui prosesgas HHO ini mampu menghemat bahan bakar bensin,” kata Urip.

Caranya? Urip menjelaskan, bagi pengendara motor atau mobil harus menyediakan sarana tambahanseperti tabung penampung cairan elektrolisis , dudukan elektroda, selang dan elektroda. “ Untuk tabungnya bisa menggunakantoples. Sedangkan, elektroda bisamenggunakan kawat stainless steel . Pokoknya bahannya harus kuat,” terang Urip yang mengaku memiliki bengkel otomotif.

Proses elektrolisis yang diperlukan juga tidak terlalu sulit. Pengguna cukup memanfaatkanair suling sebagai bahanutama dan tambahan katalis yang bersifat elektrolit. Katalis yang diperlukan bisamenggunakan soda kue (sodium bikarbonat) atau bisa juga menggunakan KOH (PotasiumHidroxid) (sir)

Sumber: Harian Duta, Selasa 23 Desember 2008

KOMENTAR:

Sebenarnya anak bangsa Indonesia banyak yang berbakat menjadi inovator atau penemu. Seharusnya penemuan-penemuan demikian ditindaklanjuti. Antara lain mendaftarkan hak patennya, kerja sama dengan perusahaan untuk diproduksi secara masal. Dalam hal ini pemerintah juga harus berperanan aktif. Dengan demikian Indonesia akan mampu madiri untuk mengatasi berbagai masalah. (Hariyanto Imadha)

MIPA:

Golput dari Sudut Pandang Ilmu Matematika

KALAU kita bicara matematika, maka biasanya kita juga bicara masalah angka. Dalam hal ini angka golput. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa hampir semua acara pilkada selalu dimenangkan oleh golput, yaitu rata-rata 35 persen hingga 45 persen. Bahkan di dalam pemilupun angka golputnya cukup besar. Di pemilu Jerman, angka golputnya mencapai 60 persen. Sebagian besar para golput di Jerman adalah para sarjana dan mahasiswa. Alasannya, mereka muak dengan wakil-wakil mereka yang ada di parlemen.

Orang-orang yang tidak golput seringkali merasa dirinya sebagai wareganegara yang paling baik, paling nasionalis dan paling ini paling itu. Mereka berkata, apa jadinya kalau angka golput mencapai angka 100 persen? Kita nggak punya poemimpin,dong.

Alasan mereka tidak realistis sebab angka golput 100 persen tidak pernah dan tidak akan pernah terjadi di negara manapun di dunia ini. Oleh karena itu ilmu matematika mengatakangolput tidak sama dengan 100 persen (golpu#100%). Kekawatiran golput mencapai angka 100 persen merupakan kekonyolan-kekonyolyang tidak pernah berdasarkan fakta empiris.

Orang yang mengerti ilmu matematika tentu akan membiarkan orang bersikap golput atau tidak golput. Karena angka golput dan angka tidak golput kalau dijumlahkan ya 100 persen juga, kan? Justru di negara manapun tidak pernah ada yang jumlah pemilihnya mencapai angka 100 persen.

Dengan demikian, dari sudut ilmu matematika, kalau angka golput tidak pernah 100 persen dan juga angka tidak pernah 100 persen , maka itu adalah merupakan fakta-fakta empiris yang harus dipertahankan. Biarkan saja orang golput, biarkan saja orang tidak golput, sebab itu merupakan keputusan matematika masing-masing. Merupakan sebuah keputusan yang pasti.

Apakah mereka yang golput pasti bukan warganegara yang tidak baik?

Apakah mereka yang tidak golput pasti merupakan warganegara yang baik?

Apakahmereka yang golput pasti adalah mereka yang tidak nasionalis?

Apakah yang tidak golput pasti nasionalis?

Apakah golput pasti haram?

Apakah tidak golput pasti tidak haram?

Sebagai alumni Fakultas MIPA saya cuma ingin mengatakan bahwa politik bukanlah ilmu pasti.

Jadi,kalu ada yang mengatakan golput itu bukan warganegara yang baik, golput itu haram atau golput itu tidak nasionalis, mungkin itu diucapkan oleh orang-orang yang tidak pernah belajar ilmu matematika.

Hariyanto Imadha

MIPA:

Siapa Bisa Bikin Early Warning System Kompor Gas?

SELAMA SBY menjadi presiden, paling sedikit sudah 50 kali kompor gas ukuran 3 kg (untuk masyarakat miskin) meledak. Ledakan itu bisa melukai, menewaskan dan juga merusak atau membakar rumah. Memang, kompor minyak tanah juga bisa meledak. Namun, jumlah kompor gas yang meledak lima kali lebih banyak dibandingkan kasus kompor minyak tanah yang meledak

Sebenarnya saya tidak setuju kalau konversi intu diberlakukan dari minyak tanah tanah ke gas yang kebanyakan sasarannya adalah orang miskin. Logikanya sederhana saja. Rata-rata orang miskin pendidikannya rendah, kurang pengetahuan dan juga kurang hati-hati. Akibatnya, ya seperti sekarang ini

Beberapa tahun yang lalu saya sudah menulis surat pembaca agar konversi dilakukan dari premium ke gas. Dengan demikian sasarannya adalah sepeda motor dan mobil. Hal ini sudah lama dilaksanakan Vietnam dan bisa berjalan dengan sukses

Sekarang persoalannya adalah, bagaimana caranya supaya kebocoran gas bisa dideteksi? Memang sih, sudah ada bau yang ditambahkan ke gas tersebut. Tapi itu masih belum cukup. Bagaimana jika dibuat semacam early warning system (EWS) ? Begitu ada sedikit saja kebocoran gas, maka ada lampu merah menyala berkedip-kedip. Atau, ada alarm yang berbunyi

Cuma, bagaimana cara membuatnya? Nah, melalui rubrik ini saya menunggu gagasan-gagasan Anda untuk membuat EWS tersebut. Kirimkan ke alamat e-mail saya: hariyantoimadha@gmail.com

Hariyanto Imadha

ARTIKEL:

Cabut Subsidi Pupuk!

fotopupukkompos-2

Foto:http://www.kanaivasu.org

SUDAH sejak era Soeharto saya menulis surat pembaca agar semua subsidi atas komoditas atau barang dicabut dan diganti dalam bentuk yang lain. Konsekuensinya, tidak hanya subsidi BBM yang harus dicabut (bertahap), tetapi juga subsidi pupuk.

Sudah berkali-kali terbukti bahwa pupuk bersubsidi mudah dimainkan. Antara lain diselundupkan ke Malaysia ayau ditimbun pedagang. Lantas, kalau subsidi dicabut, mahal dong harga pupuk. Ya iyalah, serahkan harga pupuk sesuai harga pasar. Lantas, uang yang selama ini digunakan untuk subsidi pupuk sebaiknya dibelikan alat-alat yang bisa membantu pemrosesan dan pembuatan pupuk kompos.

Untuk itu petani (kelompok petani) diajari cara-cara membuat pupuk kompos. Tidak sulit,kok.Dengan demikian petani tidak perlu tergantung kepada pupuk jimia, tetapi bisa membuat sendiri dengan harga yang sangat terjangkau. Supaya saya tidak capek mengetiknya, maka saya copy-paste artikel tentang cara membuat pupuk kompos, sbb:

.——————————————————————————————————

Membuat Pupuk, Caranya Gampang Lho!

JAKARTA – Hal yang paling penting dalam proses pertumbuhan pohon adalah pupuk. Pohon diibaratkan sebuah tubuh. Pupuk yakni kandungan gizi yang sangat dibutuhkan. Di alam zat ini banyak, tersedia. Bercampur dan sisa-sisa organisme yang mati dari tanaman atau hewan
Dalam sistem pertanian konvensional, zat pengguna yang sering dipakai adalah jenis urea serta yang dikenal dengan nama TSF. Jenis itu dibuat secara besar-besaran dan dikeluarkan oleh perusahaan resmi. Kandungannya tentu saja mempunyaizat-zat kimia buatan.
Ada cara yang mudah untuk membuat pupuk di rumah, ketimbang membeli pupuk keluaran pabrik di toko pertanian. Dalam dunia PO ada dua macarn pupuk alami, dikenal dengan nama pupuk kandang dan pupuk kompos.
Pupuk kandang diperoleh dari kotoran hewan yang telah kering dan tidak berbau. Penggunaan dapat dicampur dengan tanah dengan ukuran yang seimbang.
”Sebaiknya jangan menggunakan kotoran anjing atau kucing untuk membuat pupuk kandang,” pesan Edi Junaedi, insinyur pertanahan dari KONPHALINDO. Kotoran yang berasal dari binatang pemakan tumbuhan lebih banyak kandungan ”gizi” bagi tanah dan tanaman. Mengandung unsur hara yang sangat diperlukan dalam proses pertumbuhan.
Bahan pernbuat pupuk kompos banyak terdapat di sekitar rumah. Limbah dapur seperti sisa potongan sayuran, kulit buah-buahan atau dedaunan kering amat baik untuk digunakan.
Masukkan potongan-potongan ini ke dalam sebuah lubang. Dapat juga dipakai tong besar atau drum bekas. Kernudian timbun dengan tanah. Aduk timbunan sesering mungkin untuk mempercepat proses pembusukan. Diamkan selama lebih kurang 40 hari. Bila tanah terlihat hitam dan gembur, siap digunakan. Media tanam ini dicampur dengan pasir, tanah, serta kompos dengan perbandingan 1:1: l.
Cara sederhana yaitu dengan sistem heap (timbun). Pola ini tidak perlu menguburnya di dalam lubang tanah. Cukup sediakan wadah besar seperti drum. Berilah pasir pada bagian yang paling bawah. Kemudian tanah gembur di atasnya.
Masukkan bahan-bahan organik pernbuat kompos setelah itu. Bila ada, lumuri dengan kotoran hewan. Lalu taburi gerusan kapur halus secukupnya. Taruh kernbali bahan-bahan serupa sesuai urutan. Dengan takaran yang sama, kecuali kapur.
”Untuk menambah unsur yangdiperlukan seperti nitrogen, dipakai air seni. Hal ini hampir serupa dengan zat yang terkandung dalam pupuk urea,” kata Edi. J, pendamping petani organik di Kelompok Wanita Tani (KWT) Mandiri, Pancoran Mas, Depok. Pemberian air kencing itu banyak dilakukan oleh petani-petani organik di Jawa tengah. Mereka mengumpulkan air kotor itu dan hewan ternaknya seperti sapi atau kerbau. Kemudian disemprotkan pada lahan pertaniannya. ”Air seni dari manusia pun dapat digunakan,” imbuh alumnus Universitas Padjajaran Bandung itu.
Campuran lain dapat pula ditambahkan dalam proses pernbuatan kompos, sekam, jerami, atau serbuk gergaji sangat baik sekali digunakan. Kumpulan dedaunan yang rontok di halaman belakang rumah juga bisa dipakai. Daripada dibakar, jadikan saja kompos.Gampangkan!(Bambang Parlupi)

Sumber: http://www.sinarharapan.co.id/feature/hobi/2002/05/2/hob3.html

.—————————————————————————————————–

Hariyanto Imadha

Komentar ditutup.